Seragam yang manis, pakaian yang rapi, dan senyum yang membesar ialah wajah guru-pengajar kita yang biasa kita lihat pada madrasah. Madrasah memiliki karakteristik spesial tersendiri dibanding model pendidikan umum . Sistem pendidikan madrasah memang disebut menjadi pendidikan tertua di Indonesia. Pendidikan ini bermula asal kuttab atau pengajaran Alquran serta pendidikan kepercayaan Islam.
di masa kolonial, pendidikan pada madrasah mengalami pergeseran. Pendidikan madrasah harus menyesuaikan diri menggunakan situasi kolonial di waktu itu. Kurikulum dan muatan pendidikan madrasah pun wajib mengikuti keadaan agar tidak terindikasi sebagai sistem pendidikan yg melawan kolonial.
Sistem pendidikan pada madrasah pun mengalami pergeseran sejak saat itu. Pendidikan menggunakan sistem madrasah semula mengutamakan pedagogi kitab Alquran serta jua pengajaran agama Islam. imbas kolonialisme membawa madrasah menjadi pendidikan yang memadukan kurikulum nasional atau pemerintah dengan kurikulum pendidikan madrasah atau agama.
Pasca kemerdekaan Indonesia, pendidikan madrasah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pendidikan madrasah berkembang seiring menggunakan tumbuh serta berkembangnya pendidikan berbasis pesantren. Pendidikan madrasah pun tetap memegang dan mempertahankan kurikulum nasional atau pemerintah sehabis kemerdekaan.
Kurikulum nasional dan kurikulum madrasah (kepercayaan ) memang sebagai ciri khusus pendidikan di madrasah. Madrasah lahir memang untuk pendidikan berbasis kepercayaan . Penguatan pendidikan berbasis agama pun mengalami perkembangan serta penyempurnaan.
Modernisasi dan Pembaruan
Kementrian kepercayaan pada tahun 1970-1980-an mengumpulkan para tokoh dari kalangan pesantren serta juga tokoh kepercayaan pada kalangan masyrakat buat membahas usulan dan masukan untuk merumuskan kebijakan pendidikan di lingkup madrasah.
Pendidikan di lingkup madrasah pun mengalami perkembangan yg sangat pesat atas masukan serta rumusan baru yang dihasilkan antara pemerintah dengan madrasah. di masa itu terjadilah tarik ulur antara pemerintah dan madrasah.
Pemerintah memiliki misi memasukkan pendidikan pancasila, pendidikan kewarganegaraan dan pula kenegaraan dan pendidikan sains. Madrasah mempertahankan dan berupaya buat berakibat karakteristik pendidikan madrasah permanen ada dan tumbuh seperti pelajaran tarikh (sejarah), fikih serta juga pendidikan ibadah dan akhlak.
Pendidikan ibadah serta akhlak inilah yg sampai ketika ini menjadi kunci dan ciri pendidikan di madrasah. rakyat menginginkan anaknya yg sekolah pada madrasah mempunyai karakter akhlak yg baik, serta mempunyai kepribadian yang Islami serta pandai mengaji dan tahu buku Alquran.
Madrasah pada akhirnya tidak mampu mempertahankan model pendidikan berbasis pengajaran kitab dan jua materi pendidikan agama lebih banyak sebagaimana saat pertama kali pendidikan madrasah didirikan. Seiring berkembangnya pendidikan madrasah, madrasah mulai terikat pada manajemen saat pembelajaran, hukum mengenai pembagian ketika antara kurikulum madrasah serta awam, dan pula kompetensi pengajar yg juga menghipnotis berjalannya pendidikan pada madrasah.
asal aspek sarana serta prasarana, madrasah pun mulai mengadopsi sistem bangunan sekolah umum . Perekrutan pengajar pun turut terpengaruh pada sistem pembelajaran pada sekolah umum . Begitu juga manajemen dan administrasi yang mau tidak mau harus mengikuti pola birokrasi dan administrasi pendidikan sekolah umum .
Melihat asal manajemen serta pola atribut dan seragam guru madrasah pun sekarang mulai berubah. Jika dulu guru madrasah berseragam bebas, berbaju muslimah kini pengajar madrasah berpakaian modis, rapi serta berseragam layaknya seseorang pegawai.
problem serta Tantangan guru Madrasah
Perubahan madrasah di Indonesia mencapai titik pulang ketika terjadinya peristiwa hancurnya World Trade Center 9/11. Hancurnya gedung kembar di Amerika turut dan mensugesti di perkembangan pendidikan madrasah. Pendidikan madrasah menghadapi tantangan berfokus terkait dengan duduk perkara serta isu radikalisme dan terorisme.
Para pengajar madrasah dicurigai, disebut menjadi penyebar paham radikalisme. gejala islamophobia ini pun makin menguat dan hingga pada Indonesia. Madrasah sebagai forum pendidikan Islam yang diklaim melahirkan dan menciptakan para teroris.
Pendidikan pada madrasah pun wajib mengurangi intensitas pengajian, intensitas pendidikannya yang semula terbuka sebagai tertutup dan lebih berhati-hati. guru di madrasah pun tidak sedikit yang bermigrasi atau berpindah ke luar madrasah buat menghindari ancaman dan teror.
guru pada madrasah saat ini menghadapi tantangan dari internal maupun eksternal. pengajar pada madrasah dihadapkan pada tuntutan kualitas atau kompetensi akademik. pengajar madrasah diperlukan memiliki kemampuan kepercayaan , kemampuan ibadah serta kemampuan pedagogic yang baik buat mengajarkan dan menyampaikan contoh yg baik pada dominasi ilmu-ilmu agama.
Pertama, Kompetensi lulusan menjadi faktor krusial pada menghadapi tantangan pendidikan ke depan. dengan berkurangnya pendidikan berbasis kuttab contoh pesantren tradisi lama , semakin berkurang juga sanad atau otoritas dominasi ilmu kepercayaan yang benar. pengajar yang tidak kompeten di madrasah menghasilkan madrasah wajib mengikuti keadaan menggunakan kemampuan personal pengajar serta mengakibatkan di menurunnya mutu pendidikan pada madrasah, khususnya dalam mempertahankan karakteristik pengajaran kepercayaan .
kedua, guru madrasah dihadapkan pada tantangan kompetensi serta aspek dominasi yg luas terhadap wacana kebangsaan serta jua pendidikan pancasila. Madrasah saat ini tidak mampu dilepaskan asal kurikulum pemerintah yang dituntut buat permanen mempertahankan pendidikan kebangsaan dan jua kewarganegaraan, supaya para siswa terhindar berasal infiltrasi paham radikalisme.
Ketiga, pengajar madrasah dituntut buat mempunyai kompetensi serta skill yg banyak supaya mampu membekali anak didiknya mengembangkan bakat serta jua kemampuan mereka sebagai akibatnya keterampilan itu mampu bermanfaat buat masa depannya kelak. Tanpa itu, pengajar madrasah hanya dipandang menjadi pendidik yg bisa menguasai pengajaran kepercayaan semata, namun tidak mempunyai skill yg lain yg menopang kehidupan anak didiknya pada masa mendatang. galat satu kebutuhan pokok skill pada era sekarang adalah keterampilan digital dan teknologi yang diharapkan anak-anak kita pada masa mendatang.
Inilah tantangan pengajar pada madrasah agar tetap mempunyai kompetensi kepercayaan serta cakrawala yang luas dan mampu membuatkan skill yg dimiliki buat pengembangan madrasah. Tanpa itu, cita rasanya slogan Lebih Baik ke Madrasah, Madrasah Lebih Baik hanya menjadi jargon semata.
0 Komentar