Santri itu kuno?” Tunggu dulu, kamu belum tahu versi barunya!
Kamu mungkin pernah dengar istilah “santri” dan langsung kebayang orang pakai sarung, kitab kuning di tangan, dan hidup di pesantren jauh dari kota.
Padahal, di era digital ini, jadi santri bukan cuma soal tempat—tapi soal mindset.
Santri modern itu bisa siapa aja: mahasiswa, freelancer, content creator, bahkan gamer—asal punya niat buat belajar agama dengan sungguh-sungguh.
Dan percaya deh, di tengah dunia yang makin bising sama konten receh dan tren cepat lewat, jadi santri bisa jadi rebel move paling keren yang kamu ambil tahun ini.
Siapa sih Santri Zaman Sekarang Itu?
Zaman dulu, santri identik dengan pesantren.
Tapi hari ini, definisinya berkembang. Santri modern itu bisa berarti siapa saja yang:
-
Mau menuntut ilmu agama secara serius,
-
Menghormati guru atau ustaz,
-
Menjaga adab dalam belajar,
-
Dan menerapkan ilmunya di kehidupan sehari-hari.
Nggak harus mondok kok, tapi tetap punya spirit keilmuan dan ketulusan belajar kayak santri di pesantren.
Kalau dulu kitabnya cuma bisa dibaca di rak kayu, sekarang kamu bisa akses lewat PDF, YouTube kajian, atau platform seperti Muslim.or.id, Alif.id, sampai channel Ustaz Adi Hidayat di TikTok.
Intinya, jadi santri hari ini nggak lagi soal “tempat”, tapi tentang niat dan arah hidup.
Tantangan Gen Z dalam Mencari Jalan Spiritualitas
Sekarang, jujur aja—belajar agama di zaman digital itu nggak semudah kelihatannya.
Kita hidup di era information overload. Semua orang bisa bicara soal agama di media sosial.
Masalahnya? Nggak semua yang ngomong benar, dan nggak semua yang benar bisa diterima dengan mudah.
Ada 3 tantangan besar yang bikin banyak Gen Z bingung saat mau mulai belajar agama:
1. Overthinking soal "siapa yang benar"
Kamu buka YouTube, ada ustaz A bilang “ini sunnah”, ustaz B bilang “itu bid’ah”.
Akhirnya malah bingung, takut salah langkah.
Padahal, ilmu agama itu luas banget. Nggak semua beda pandangan berarti salah.
Kuncinya: belajar dengan guru yang punya sanad ilmu jelas dan terbuka terhadap perbedaan.
2. Takut Dianggap “Sok Religius”
Kadang kamu pengen mulai shalat tepat waktu, ngaji, atau ikut kajian—tapi takut dibilang “wah, hijrah-hijrahan ya?”
Santai aja. Semua orang punya perjalanan spiritualnya sendiri.
Jangan biarkan omongan orang ngebunuh niat baikmu.
Jadi santri itu bukan soal gaya hidup, tapi tentang perjalanan menemukan makna.
3. Sulit Konsisten di Tengah Distraksi
Notifikasi TikTok, tugas kuliah, kerja part-time—semuanya bikin fokusmu kepecah.
Belum lagi kalau niat belajar agama sering “kalah cepat” sama scroll reels.
Tapi justru di situ poinnya:
Menjadi santri modern berarti mampu melawan distraksi dan menjaga hati di tengah hiruk pikuk dunia digital.
Cara Simpel Buat Mulai Jadi “Santri Digital” Hari Ini
Oke, kamu udah ngerti kalau jadi santri modern bukan cuma buat yang di pesantren.
Sekarang pertanyaannya: gimana caranya mulai belajar agama dengan serius tapi tetap asyik dan realistis?
Berikut beberapa langkah simpel yang bisa kamu mulai hari ini 👇
1. Niatin Dulu
Setiap perjalanan spiritual dimulai dari niat.
Katakan ke diri sendiri:
“Aku mau belajar agama bukan biar dianggap alim, tapi biar hidupku lebih tenang dan terarah.”
Jangan remehkan niat. Dalam Islam, niat bisa mengubah aktivitas biasa jadi ibadah luar biasa.
2. Temukan Guru atau Sumber Ilmu yang Terpercaya
Mulai dari hal dasar:
-
Pilih satu ustaz atau platform yang sanad ilmunya jelas.
-
Coba fokus ke satu aliran pembahasan dulu (misalnya fiqih ibadah, akhlak, atau tafsir).
-
Jangan buru-buru “debat online”, tapi fokus dulu di pemahaman dasar yang kokoh.
Rekomendasi tempat belajar online:
-
Muslim.or.id (artikel ringan & akurat)
-
Kelas Tahsin Online (belajar baca Al-Qur’an)
-
Kajian YouTube UAH / Ustaz Hanan Attaki / Ustaz Hilman Fauzi
3. Bikin Jadwal Mini Kajian Pribadi
Nggak harus 3 jam sehari.
Mulailah dengan 15 menit tiap hari buat ngaji atau dengar kajian.
Tips:
-
Jadikan waktu setelah Isya atau Subuh buat refleksi.
-
Catat hal-hal yang nyentuh hati di notes HP.
-
Bikin thread kecil di X (Twitter) tentang insight spiritualmu.
Siapa tahu, kamu malah bisa jadi inspirasi digital santri buat orang lain!
4. Gabung Komunitas Positif
Cari teman sefrekuensi yang sama-sama pengen belajar.
Bisa lewat:
-
Komunitas masjid kampus,
-
Circle online seperti “Ngaji Bareng Gen Z” di Telegram,
-
Atau grup kajian hybrid.
Bareng teman, kamu bakal lebih semangat dan merasa nggak sendirian.
5. Amalkan Sedikit, Tapi Konsisten
Nabi SAW bersabda:
“Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang paling kontinu, walau sedikit.” (HR. Bukhari-Muslim)
Nggak perlu langsung hafal juz amma dalam seminggu.
Mulailah dengan:
-
Shalat tepat waktu,
-
Baca 1 halaman Al-Qur’an per hari,
-
Dan jaga adab dalam berbicara & berinteraksi di medsos.
Itu sudah langkah besar jadi santri modern!
Jadi Santri Itu Nggak Out of Date, Tapi Justru Future-Oriented
Santri itu bukan cuma label masa lalu.
Santri adalah simbol dari generasi yang cinta ilmu, cinta kebenaran, dan cinta kedamaian.
Dan di era digital ini, dunia butuh lebih banyak santri kontemporer—yang bisa menebar nilai-nilai Islam dengan cara kreatif dan relevan.
Kamu bisa jadi salah satunya.
Mulailah dari hal kecil: niat, belajar, dan amalkan.
Karena pada akhirnya, jadi santri bukan soal seberapa banyak ilmu yang kamu punya—tapi seberapa dalam kamu mau mengenal Tuhanmu.
Nilai Edukasi Tambahan: Checklist “Mulai Belajar Agama” untuk Pemula
| Langkah | Aksi Sederhana | Waktu Ideal |
|---|---|---|
| 1. Niat | Tulis di notes: “Aku ingin belajar agama karena Allah.” | Sekarang juga |
| 2. Pilih guru | Follow 1 ustaz terpercaya & rutin dengar kajiannya | 1 hari |
| 3. Baca Al-Qur’an | 1 halaman/hari + artinya | Setelah Subuh |
| 4. Catat insight | Tulis refleksi di jurnal atau postingan pribadi | Mingguan |
| 5. Konsistensi | Evaluasi diri tiap Jumat malam | Rutin |
Kesimpulan:
Gen Z nggak perlu takut jadi santri.
Dunia digital butuh lebih banyak hati yang tercerahkan.
Dan perjalanan spiritualmu bisa dimulai dari satu langkah kecil hari ini.


0 Komentar